Dorong Partisipasi Aksi Perubahan Iklim, Pattiro dan YKWS Luncurkan Program Vicra di Lampung Timur - Dausnyu
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dorong Partisipasi Aksi Perubahan Iklim, Pattiro dan YKWS Luncurkan Program Vicra di Lampung Timur

Pattiro Lampung bermitra dengan Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) meluncurkan program Vicra (Voice of Action for Inclusive Climate Recovery) di Lampung Timur. Kampanye tersebut merupakan langkah awal dalam mendorong pemerintah daerah untuk berkomitmen pada kebijakan pembangunan tahan iklim yang inklusif dan fokus pada suara kelompok yang kurang beruntung.

Khususnya, Pattiro dan YKWS melakukan studi kerentanan dan kapasitas masyarakat di Desa Tulus Rejo, Kecamatan Pekalongan, Lampung Timur. Temuan menunjukkan bahwa dampak paling umum dari perubahan iklim adalah kekeringan dan serangan hama.

Heri Alpasa, Kepala Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Lampung Timur, mengatakan perubahan iklim lebih banyak mempengaruhi perempuan daripada laki-laki. Ini karena karakter wanita selalu berhubungan dengan alam.

“Perempuan dan anak-anak 14 kali lebih berisiko dibandingkan laki-laki ketika terjadi bencana alam akibat perubahan iklim,” katanya.

Hurrey juga menjelaskan bahwa dalam kasus terkait perubahan iklim ini, kesetaraan gender dapat diukur melalui empat metrik, yaitu akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat. Hal ini juga terkait dengan sistem dan norma sosial budaya pada saat itu.

Selain itu, perwakilan dari Badan Ketahanan Pangan Tanaman dan Hortikultura Lampung Timur (KPTPH) mengatakan produksi beras di Kabupaten Ramtin menurun selama lima tahun terakhir. Penurunan produksi pada tahun 2021 disebabkan oleh perbaikan jaringan irigasi di seluruh sistem desa, banjir, curah hujan yang tinggi dan serangan hama dan penyakit tanaman.

“Produksi beras tahun 2021 mencapai 489.000 ton, turun sekitar 31,52 persen dibandingkan tahun 2020. Kabupaten Batanghari merupakan daerah dengan produksi beras tertinggi,” katanya.

Berbeda dengan penurunan produksi beras, produksi jagung di Lampung Timur terus meningkat. Pada tahun 2021, produksi jagung akan mencapai 1 juta ton, meningkat 24,34% dibandingkan tahun 2020. Perubahan iklim juga mempengaruhi perkembangan hama dan penyakit tanaman.

Menurut koordinator POPT-PHP Lampung Timur Mujianto, perubahan iklim dapat menyebabkan perubahan tahapan tanaman yang seharusnya terjadi secara alami dan mempengaruhi kisaran inang serangga.

“Petani kita masih menggunakan prakiraan alam, itu masalah kebiasaan,” katanya.

Acara yang digelar secara online dan offline secara bersamaan itu dihadiri oleh Pembantu II Kabupaten Lampung Timur (Lamtim) selaku perwakilan Bupati setempat. Selain itu, Kepala Dinas PPPA Lampung, Dinas KPTPH, UPTD Wil II PSDA dan UPTD Balai Konservasi Tanaman Pangan dan Hortikultura Lampung juga hadir sebagai narasumber.